dawainusa.com – Video amatir beberapa penumpang KM Lambelu yang nekat terjun ke laut menjadi viral di media sosial.
Aksi nekat tersebut dilakukan setelah mengetahui kapal yang mereka tumpangi dilarang berlabuh di Pelabuhan Lorens Say, Maumere, Nusa Tenggara Timur ( NTT).
Pelarangan tersebut karena diduga ada tiga anak buah kapal (ABK) yang terinfeksi virus Covid-19 atau virus corona.
Melansir Kompas.com, Selasa (7/4/2020), Kepala Basarnas Maumere, I Putu Sudayana membenarkan hal itu. “Mereka lompat pakai life jacket (jaket pelampung),” katanya.
Baca juga: Bandel di Tengah Pandemi, Kerumunan Warga Masih Marak di NTT
Menurut Putu, ada sekitar lima penumpang yang tampak berenang menggunakan life jacket menuju ke daratan.
Melihat aksi nekat para penumpang tersebut, Pemerintah Kabupaten Sikka akhirnya mengizinkan kapal tersebut bersandar dengan sejumlah syarat.
Mendengar hal itu, penumpang yang sempat berenang di laut itu kembali naik ke KM Lambelu.
“Melihat aksi mereka, kapal diperkenankan bersandar, kelima penumpang yang lompat pun naik sendiri ke kapal dan selamat,” kata Putu.
Hasil Rapid Test Belum Tentu Positif Corona
Hasil rapid test corona covid-19 tiga kru Kapal Motor (KM) Lambelu dinyatakan reaktif atau terindikasi positif.
Hal itu diungkapkan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Nusa Tenggara Timur (NTT) Marius Ardu Jelamu dalam jumpa pers yang disiarkan lewat video streaming, Selasa (7/4/2020) malam.
Baca juga: WN China yang Kunjungi Teman Wanitanya di NTT Dikarantina
“Hasil pemeriksaan rapid test, memang ada tiga orang yang (terindikasi) positif (reaktif) virus corona, dua anak buah kapal dan satunya penjaga kantin,” kata Marius.
Hasil itu diketahui setelah petugas medis di Kabupaten Sikka melakukan rapid test kepada kru dan penumpang. Pemeriksaan itu dilakukan saat kapal lego jangkar tak jauh dari Dermaga Pelabuhan Lorens Say, Maumere, Kabupaten Sikka.
Marius menegaskan, hasil reaktif menurut alat rapid test virus corona belum tentu positif Covid-19. Tim medis harus memeriksa cairan tenggorokan tiga kru tersebut melalui tes swab di laboratorium.
“Kami mau sampaikan kepada seluruh masyarakat NTT bahwa positif menurut rapid test, belum tentu positif saat pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) atau swab test,” ujar Marius.
Petugas medis di Kabupaten Sikka pun telah mengambil cairan tenggorokan tiga kru tersebut. Swabnya akan dikirim ke Makasar untuk diperiksa. Marius berharap masyarakat NTT tak panik dengan kondisi ini.
“Tadi swab sudah diperiksa dan karena kapal dan tiga orang kru akan kembali ke Makasar, Sulawesi Selatan, maka swabnya akan dikirim ke Makasar,” ujar Marius.