dawainusa.com – KM Lambelu akhirnya diijinkan bersandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere dan penumpang diminta tetap di atas kapal sambil menunggu ada petunjuk dan rekomendasi dari tim medis.
“Bapak ibu saudara sekalian, saya beri pengumuman kapal kita sandarkan dan penumpang tidak boleh turun sampai ada petunjuk dari tim kesehatan,” kata Bupati Sikka, Robby Idong dari atas kapal di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Selasa (7/4/2020) sore.
Baca juga: Di Tengah Corona, WN China Ini Nekat ke NTT Temui Teman Wanitanya
Sebelumnya, KM Lambelu dilarang bersandar di Pelabuhan Loresay Maumere. Larangan tersebut merujuk pada hasil rapid test terhadap 22 anak buah kapal (ABK) Pelni KM Lambelu yang berada di perairan Maumere, terdapat tiga orang yang bekerja di atas kapal itu diduga terinfeksi covid-19.
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo dalam suratnya tertanggal Selasa (7/4) kepada Direktur PT. Pelni di Jakarta melarang kapal penumpang milik Pelni itu untuk bersandar di pelabuhan Lorens Say Maumere.
“Tiga orang itu antara lain satu petugas kantin dan dua anak buah kapal (ABK) di kapal itu,” kata Bupati Fransikus dalam surat yang ditujukan kepada Direktur PT. Pelni di Jakarta itu.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Ardu Jelamu, mengatakan, Bupati Sikka telah melakukan koordinasi dengan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat terkait pelarangan kapal itu bersandar.
Terkait tiga orang ABK yang diduga kuat positif Covid-19, Marius mengaku segera berkoordinasi dengan Pemerintah Sikka. “Kami masih berkoordinasi dengan Bupati Sikka untuk memastikan hal itu,” ujar Marius, Selasa (7/4).
KM Lambelu beberapa waktu lalu sudah berlayar dari Nunukan Kalimantan Utara. Saat tiba di Nunukan kapal tersebut menurunkan sejumlah penumpang, diantara para penumpang itu terdapat empat orang yang dinyatakan positif COVID-19.
Kapal tersebut pun mengangkut kurang lebih 233 penumpang dari Kalimantan dan dari Sulawesi dengan tujuan akhir pelabuhan L. Say Maumere, Kabupaten Sikka.
Namun kapal itu saat tiba di Maumere pada Senin (6/4) malam dilarang bersandar di pelabuhan itu oleh pemerintah setempat sebelum dilakukan pemeriksaan kesehatan serta rapid test kepada puluhan ABK.
Pemeriksaan di Tengah Laut
Pemeriksaan kesehatan dan rapid test baru dilakukan pada Selasa pagi, namun proses pemeriksaan tetap dilakukan di tengah laut tanpa bersandar di pelabuhan Maumere.
Hasil rapid test menunjukkan tiga pekerja yang bekerja di atas kapal itu terindikasi terinfeksi oleh COVID-19. Sehingga kapal tersebut masih berlabuh di tengah laut.
Baca juga: Viral Walkot Prabumulih: Apa Ada Penelitian Libur Buat Korona Berkurang?
“Pemerintah Kabupaten Sikka telah mendapatkan arahan dari Gubernur NTT dan Kadis kesehatan NTT untuk mempertimbangkan alat kesehatan dan tenaga medis untuk melakukan penanganan terhadap pasien COVID-19, sehingga kami putuskan kapal itu tak boleh bersandar di pelabuhan Lorens Say,” tambah dia.
Sementara untuk kepastian apakah tiga pekerja di atas kapal itu benar-benar terindikasi terinfeksi virus corona atau tidak, bupati menyatakan akan menyampaikan secara resmi melalui konferensi pers.*