Dawainusa.com – Sebanyak 4.157 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah terdampak pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur (NTT) I Nyoman Ariawan Atmaja dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat, (8/5).
Baca juga: Akses Layanan Transportasi Dibuka, NTT Tetap Larang Warga Mudik
“Dari hasil koordinasi kami dengan Dinas Koperasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi, ribuan UMKM yang terdampak pandemi COVID0-19 ini mengalami penurunan pendapatan hingga 75 persen,” katanya.
Menurutnya, data sejumlah 4.157 UMKM yang terdampak ini akan terus diperbaharui karena bisa saja meningkat seiring dengan masih berlangsungnya pandemi C0vid-19.
Ariawan mengakui, pandemi COVID-19 ini mengakibatkan dampak luar biasa terhadap UMKM sehingga hal ini menjadi fokus perhatian pemerintah baik di tingkat pusat hingga daerah.
Alokasi Subsidi Bunga
Ia menjelaskan, pemerintah pusat sudah mengalokasikan subsidi bunga selama enam bulan untuk kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp6,1 triliun.
“Jumlah ini cukup besar sehingga diharapkan ini juga bisa menyelamatkan UMKM termasuk di NTT,” katanya.
Baca juga: Empat Pulau di NTT Diprediksi Berpotensi Dilanda Angin Kencang
Menurutnya, dampak pandemi COVID-19 terhadap UMKM di NTT perlu menjadi perhatian serius karena sektor ini menyumbang hampir 99 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Ia mengatakan, sektor UMKM di NTT juga menyerap tenaga kerja mencapai sekitar 1,5 juta orang.
Ariawan menambahkan, BI NTT sebagai bagian dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 NTT khususnya untuk tim dampak ekonomi dan pemulihan ekonomi juga memberikan perhatian serius pada nasib UMKM.
“Saat ini kami juga fokus untuk menyelamatkan UMKM karena sektor ini berperan sangat penting bagi perekonomian di NTT,” katanya.*