Ratusan Diplomat Myanmar Penentang Junta Diperintahkan Pulang

Para diplomat yang diperintahkan untuk kembali ke Myanmar bertugas di sekitar 20 negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Singapura.

Ratusan Diplomat Myanmar Penentang Junta Diperintahkan Pulang
Foto/rri

Dawainusa.com – Ratusan diplomat Myanmar yang melawan junta militer diperintahkan pulang.

Diketahui sekitar 100 diplomat Myanmar tersebut mendukung gerakan pemabangkangan sipil yang menentang kudeta militer diperintahkan junta militer untuk kembali ke negara itu.

Para diplomat itu bertugas di sekitar 20 negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Singapura, sebagaimana dikutip dari Kyodo News, Kamis (20/5/2021).

Kondisi Myanmar
Foto/Ist

Baca juga: Pemerintah Tandingan Myanmar Bentuk Sayap Militer Lawan Junta

Diplomat Myanmar Penentang Junta Militer

Situasi dalam negeri Myanmar hingga saat ini memang masih mencekam.

Banyak masyarakat yang menjadi korban akibat kudeta militer di negara tersebut.

Perintah pemulangan 100 diplomat Myanmar yang mendukung gerakan pembangkangan sipil dan menentang kudeta militer 1 Februari diketahui melalui dokumen internal yang bocor.

Meski dipaksa untuk pulang, beberapa diplomat tidak mengikuti perintah tersebut dan terus berada di negara tempat mereka bertugas.

Tidak hanya itu, mereka berbicara dalam kapasitas mereka sebagai pendukung kekuatan demokrasi di Myanmar melawan junta.

Para diplomat yang diperintahkan untuk kembali ke Myanmar bertugas di sekitar 20 negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Singapura.

Salah satu di antara mereka adalah Duta Besar Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Kyaw Moe Tun.

Baca juga: Menkominfo Sebut Pemerintah Targetkan 50 Juta Masyarakat Terliterasi Digital

Kyaw Moe Tun menyatakan penentangan terhadap kudeta militer pada pertemuan tidak resmi Sidang Umum PBB yang diadakan pada 26 Februari.

Kyaw Moe Tun telah mengabaikan pemecatan dari junta, menyerukan kepada komunitas internasional untuk mendukung kekuatan demokrasi di Myanmar.

Thet Htar Mya Yee San, sekretaris kedua di Kedutaan Besar Myanmar di Amerika Serikat, berkontribusi dalam artikel opini di surat kabar The Washington Post pada 29 April.

Dalam artikel tersebut, Thet Htar Mya Yee San menulis bahwa dia dan tiga diplomat lainnya di kedutaan memutuskan menyatakan penentangan mereka terhadap junta.

Dia mengatakan itu adalah keputusan yang sulit karena dia akan melangkahi garis tak terlihat, sebuah pilihan yang akan mengubah seluruh hidupnya.

“Tapi saya yakin kami akan menang, dan keadilan akan dipulihkan,” kata diplomat itu.

Pada bulan Maret, duta besar Myanmar untuk Inggris Kyaw Zwar Minn, yang membuat pernyataan yang mengkritik kudeta 1 Februari, dikunci dari kantor kedutaannya di London.

Artikel SebelumnyaMenkominfo Sebut Pemerintah Targetkan 50 Juta Masyarakat Terliterasi Digital
Artikel BerikutnyaJokowi Apresiasi Peluncuran LDN, Ajak Masyarakat Tingkatkan Kecakapan Digital