Pemerintah Tandingan Myanmar Bentuk Sayap Militer Lawan Junta

Pemerintah tandingan Myanmar (NUG) membentuk sayap militer untuk melawan Junta Militer. 

Pemerintah Tandingan Myanmar Bentuk Sayap Militer Lawan Junta
Potret aksi di Myanmar/Ist

Dawainusa.com – Pemerintah tandingan Myanmar (NUG) membentuk sayap militer untuk melawan Junta Militer.

Diketahui pemerintahan tandingan tersebut sebagai kekuatan rakyat untuk anti kudeta untuk melindungi masyarakat dari tindakan kekerasan dan serangan Junta Militer.

Dikutip dari RRI, Kamis (6/5/2021), pasukan tersebut dibentuk dari Tentara Federal Gabungan beberapa tahun lalu untuk mengakhiri perang saudara di Myanmar.

Myanmar
Aksi massa di Myanmar/Ist

Baca juga: Pasca Tewasnya Siswa di Ilaga, Kapolda Papua Minta TNI-Polri Tutup Akses Pelarian KKB

Pemerintah Tandingan Lawan Junta Militer

Untuk diketahui, pasukan tersebut terdiri dari gabungan sejumlah milisi etnis.

Sebelumnya, mereka juga kerap menangani serangan dan kekerasan militer dari Dewan Administrasi Negara (SAC).

Myanmar kembali masuk dalam gejolak politik setelah junta militer mengkudeta pemerintah sipil pada 1 Februari lalu.

Sejak saat itu, sejumlah milisi etnis menyatakan dukungan terhadap NUG untuk melawan junta militer.

Mereka bertekad akan mendorong militer untuk mengakhiri kekerasan, memulihkan demokrasi, dan membangun persatuan demokratis federal.

Salah satu milisi etnis pendukung NUG, Persatuan Nasional Karen (KNU), menyatakan bahwa pasukannya telah membunuh 194 tentara Myanmar, sejak akhir Maret.

Myanmar sendiri beberapa kali dikuasai junta sejak 1962 hingga 2011.

Kehidupan di bawah junta militer sangat penuh kekerasan sehingga warga terus berusaha mewujudkan demokrasi dan reformasi ekonomi besar-besaran.

Hingga kini, menurut catatan Asosiasi Lembaga Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) sebanyak 769 orang tewas, sementara 3.696 yang menolak kudeta ditahan junta militer sejak kudeta.

Sipil tak memiliki senjata sehingga mereka dianggap bukan lawan proporsional bagi militer yang memiliki salah satu pasukan dan alutsista paling tangguh di kawasan.

Baca juga: Menkominfo Sikapi Peniadaan Mudik, Ajak Masyarakat Lebaran Digital

Sebagai upaya mengimbangi kekuatan junta militer, sebagian orang bergabung dengan milisi etnis untuk berlatih angkat senjata di hutan.

Sebagian aktivis yang pernah dipenjara juta turut serta dalam latihan-latihan itu.

Sebagaimana diketahui, kondisi di Myanmar hingga kini masih belum stabil.

Banyak masyarakat sipil yang menjadi korban lantaran kudeta yang dilakukan oleh junta militer di negara tersebut.

Bahkan anak-anak turut menjadi korban akibat kekerasan yang dilakukan junta militer.*

Artikel SebelumnyaPerketat Larangan Mudik, Polisi Kerahkan 1.300 Personel
Artikel BerikutnyaKarena Covid-19, Warga Malaysia di India Dijemput Pulang