dawainusa.com – Pandemi belum berakhir. Eskalasi persebarannya pun semakin meningkat. Data terbaru, ada 185 kasus baru positif Covid-19 di Indonesia. Kini totalnya menjadi 6.760 kasus, 8,72% yang telah meninggal dunia.
Efek corona terasa hingga ke daerah. Para perantau di kota-kota besar memilih pulang kampung. Banyak yang kehilangan pekerjaan. Perusahaan tak mampu lagi memberi upah. Gejolak ekonomi pun tak bisa di bendung.
Baca juga: Efek Wabah Corona, Ribuan Pekerja di NTT Terkena PHK
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) efek corona menghantam para pekerja. Ribuan pekerja harus kehilangan pekerjaan. Mereka terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Tempat mereka bekerja tak lagi mampu membayar upah. Alhasil, mereka pun rentan masuk sebagai keluarga miskin yang saat ini jumlahnya di NTT mencapai 480.500 Kepala Keluarga (KK).
Situasi itulah yang mendorong 231 bintara polisi Angkatan 44 di Polda NTT itu untuk menyisihkan sebagian penghasilan atau gaji pertamanya untuk membeli sembako agar bisa disumbangkan bagi masyarakat di wilayah NTT yang terdampak akibat Covid-19.
Kepala Biro SDM Polda NTT, Komisaris Besar Polisi Riyaldi Nugroho, mengkonfirmasi hal itu. Menurutnya, anggaran yang terkumpul berjumlah akan digunakan untuk keperluan sembako masyarakat yang terdampak corona.
“Jumlah anggaran yang terkumpul dari sebagian gaji para bintara ini berjumlah Rp19,5 juta yang semua anggarannya digunakan untuk membeli sembako agar nanti bisa dibagikan kepada masyarakat yang terdampak karena COVID-19,” kata Nugroho kepada wartawan di Kupang, Senin (20/4).
Aksi heroik ratusan bintara remaja Polda NTT itu mendapatan banyak apresiasi dari para pejabat Polda NTT.
Hal lain yang juga mendorong mereka adalah inspirasi dari seangkatan mereka bernama Brigadir Polisi Dua Nikolaus Irsan Tapobali yang sebelumnya rela menyumbangkan seluruh gaji pertamanya untuk penanganan Covid-19 di NTT.
“Gerakan ini merupakan gerakan atas kesadaran mereka sendiri, dan sebelumnya juga ada teman mereka yang bernama Bripda Irsan yang juga melakukan hal yang sama tetapi ida menyumbangkan seluruh gajinya,” kata dia.
Sebelumnya, Irsan menggunakan gaji perdananya sebagai polisi sebesar Rp7.800.000 untuk membeli sembako. Paket sembako itu kemudian dibagi ke 20 keluarga miskin yang tersebar di Kelurahan Penfui.
Dibantu keluarganya, Irsan melakukan aksi kemanusiaan dengan mendatangi setiap rumah yang menjadi sasaran penyaluran bantuan, Jumat (17/4/2020).
Setiap keluarga miskin, Irsan memberi paket sembako berupa, beras, telur, gula, minyak goreng hingga mie instant. Selain sembako, Irsan jug membagi masker bagi warga yang ia temui.
“Ini sebagai wujud syukur saya, karena, diusia yang masih muda, Tuhan telah memberi rahmat kepada saya sebagai anggota Polri,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Akan Dibagikan Pekan Ini
Kombes Nugroho mengatakan, uang belasan juta itu sudah digunakan untuk membeli sembako yang akan dibagikan kepada masyarakat pada Selasa (21/4) dan pada Kamis (23/4) pekan ini.
Terkait berapa jumlah sembalo yang terkumpul melalui dana tersebut, Nugroho belum bisa memastikan karena sampai saat ini pihaknya masih mengumpulkan jumlah yang harus dikumpulkan.
Baca juga: Akses Penerbangan Tidak Ditutup, Ini yang Dilakukan Pemprov NTT
Sembako-sembako yang ada kata dia akan dibagikan secara khusus kepada masyarakat yang ada di sekitar Polda NTT, khususnya mereka yang sudah didata oleh institusi itu.
“Kita bagikan besok Selasa dan Kamis, dan yang mendapatkan adalah mereka yang memang sudah kami data dan sudah kami pantau,” ujar dia.
Aksi yang dilakukan oleh sejumlah bintara Polda NTT itu juga diharapkan bisa mendorong instansi lain untuk turut membantu penanganan Covid-19 di NTT khsususnya membantu masyarakat yang terdampak.
Efek Corona di NTT, Strategi Pemprov?
Saat ini, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sedang merancang beberapa strategi untuk menghadapi gejolak ekonomi akibat Covid-19.
Salah satunya adalah menyalurkan bantuan dari pemerintah pusat melalui bantuan pangan non tunai dan program Keluarga harapan (PKH).
Baca juga: Tak Bisa Pulang, 75 Warga NTT Tertahan di Pelabuhan Lembar, NTB
“Persoalan Covid-19 ini bisa mengganggu, ada gejolak sosial ekonomi, mereka itu bisa turun menjadi KK miskin. Sehingga itu yang pemerintah Provinsi dengan pemerintah Kabupaten bagi 50-50 persen untuk menghendelnya,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTT Benediktus Polomaing.
Polomaing mengungkapkan, dalam telekonferensi bersama Menteri Sosial, telah terdata 300 ribu KK warga NTT yang akan dibantu.
“Artinya, ini kita bisa pakai untuk menghandle yang konsep kita tadi,” pungkasnya.
Dengan adanya informasi dari Kementrian Sosial, pihaknya akan bersama-sama Kabupaten untuk mencoba menskenariokan kembali.
“Jadi, kita akan ada sumber 300 ribu KK tadi. Lalu ada APBD provinsi, ada APBD Kabupaten yang dialokasikan untuk social safetyneet. Lalu kemungkinan ada dana desa yang dipakai untuk diarahkan kesana,” ungkapnya.
Menurutnya, dana skenario sesuai konsep lanjut dia, sekitar 105 miliar untuk provinsi dan 105 milar untuk Kabupaten
“Jadi, kita bagi dua. Skenario yang ada provinsi itu sekitar 280-an miliar. Di dalamnya itu ada untuk penanganan covid sekitar 80-an miliar. Lalu untuk social safetyneet itu sekitar 105 miliar dan pemberdayaan ekonomi itu 100 miliar,” katanya.
“Itu konsep kita terhadap dampak sosial dan ekonomi. Dan Kabupaten punya sekitar 8 ratusan miliar yang skenario untuk menangani covid ini,” lanjut Polomaing.*