dawainusa.com – Pada Kamis (26/3/2020) lalu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluarkan laporan terkait persebaran virus corona covid-19 di NTT.
Dalam laporan tersebut, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) virus corona di NTT meningkat dari 254 menjadi 301 orang dengan penyebaran di 20 kabupaten/kota. Hal tersebut dikonfirmasi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu.
“Jumlah ODP virus corona di NTT terus mengalami peningkatan dari 254 orang menjadi 301 atau terdapat penambahan 67 orang hingga Kamis (26/3) malam,” kata Marius.
Baca juga: Takut Covid-19, Warga Kupang Ditolak Pemilik Kos di Denpasar
Menurutnya, peringkat teratas ODP di NTT adalah Kota Kupang dengan jumlah 48 orang ODP. Dari total tersebut, 10 orang telah dinyatakan sembuh dan 36 orang melakukan isolasi secara mandiri, sedangkan dua orang dalam perawatan di RSUD Prof Dr WZ Johanis Kupang sebagai rumah sakit rujukan COVID-19 milik pemerintah NTT.
Kabupaten Sikka menduduki peringkat kedua dengan jumlah kasus 39 orang ODP, sementara 11 orang telah dinyatakan sembuh dan 28 orang menjalani karantina mandiri. Selain di Sikka, Manggarai Barat juga memiliki kasus yang cukup tinggi yakni 38 orang ODP.
Sedangkan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebanyak 15 orang dan semuanya karantina mandiri. Di kabupaten Lembata, jumlah ODP hanya 12 orang. 3 orang sudah dinyatakan sembuh dan 9 orang lainnya melakukan isolasi mandiri.
Marius mengatakan, Kabupaten Manggarai Timur terdapat enam orang dan salah satunya sedang dalam perawatan di RSUD dr. Ben Mboi. Demikian pula di Kabupaten Flores Timur terdapat 5 ODP.
Kabupaten Malaka 1 orang dalam perawatan di rumah sakit Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang, Kabupaten Alor 1 orang dan telah dinyatakan sembuh, Kabupaten Sumba Timur terdapat 30 orang dan 1 orang dalam perawatan di rumah sakit Umbu Rarameha sedangkan 29 orang melakukan karantina mandiri.
Sementara di Kabupaten Belu yang berbatasan dengan wilayah Timor Leste terdapat 18 ODP dan salah satunya dalam perawatan medis di RSUD Prof. Dr. W.Z.Johanis Kupang.
Selain itu, kata Marius, Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki 13 ODP, Ende 5 orang, Manggarai 6 orang, Rote Ndao 20 orang, Sumba Tengah empat orang, Ngada 14 orang, Nagekeo 14 orang, Sabua Raijua 3 orang.
“Sehingga total menjadi 301 ODP. Yang sembuh sebanyak 26 orang dan yang menjalani perawatan medis di rumah sakit sebanyak tujuh orang dan 268 yang melakukan karantina mandiri,” kata Marius.
Ia juga menjelaskan, selain itu terdapat tiga orang di Kabupaten Manggarai Barat dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP), salah satu diantaranya telah meninggal, sedangkan satu orang telah dinyatakan sembuh dan satu lainnya dalam perawatan di RSUD Komodo.
Gelontorkan Dana 60 Miliar
Sementara itu, Pemprov NTT menggelontorkan dana sebesar Rp60 miliar untuk menekan penyebaran Virus Corona Covid-19. Jumlah itu diklaim sebagai anggaran terbesar untuk penanganan pandemi Corona Covid-19 di antara provinsi-provinsi yang ada di Indonesia.
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat menyebutkan bahwa saat ini anggaran tersebut telah digunakan untuk membeli 500 ribu set Alat Pelindung Diri atau APD untuk tim medis yang ada di NTT. Selain itu Pemprov NTT juga menyiapkan bantuan sosial tunai bagi kelompok kerja yang terdampak Virus Corona Covid-19.
Baca juga: IDI Ancam Mogok Tangani Pasien Covid-19 Apabila Tenaga Medis Tak Memiliki APD
“Pemprov juga siap mendatangkan obat Chloroquine yang diproduksi Kimia Farma sebagai obat pilihan kedua pengobatan virus corona,” ujar Viktor kepada wartawan, Selasa (24/3/2020).
Viktor meminta bantuan tokoh agama, para bupati hingga pemerintah desa untuk bekerjasama melakukan sosialisasi pencegahan virus corona.
“Doakan agar kondisi NTT tetap seperti ini. Jika ada yang positif maka kita akan segera tangani, karena kita sudah ada upaya penanggulangan,” harapnya.
Meski hingga kini NTT belum memiliki pasien positif Corona Covid-19, Pemprov NTT telah menyediakan Rumah Sakit alternatif untuk mengantisipasi membeludaknya pasien Covid-19.
“Kita sudah siapkan rumah sakit alternatif, seperti rumah sakit Undana, rumah sakit Naimata dan jika estalasenya naik maka disiapkan juga hotel Sasando. Kita siapkan dari sekarang, menjaga sewaktu-waktu, pasien membludak. Tetapi kita doakan, NTT tetap begini,” ujar Viktor.
Sesuai arahan Presiden, kata Viktor, NTT tidak melakukan lockdown, tetapi Social Distance dan Physical Distance. Cara ini diyakini bisa memutuskan mata rantai penyebaran virus corona. Gubernur juga diminta mengkaji lagi dampak sosial ekonomi dengan memfokuskan anggaran bagi masyarakat yang terdampak virus corona.
“Dampak sosial dan ekonomi pasti ada. Kita terus mengkaji secara mendalam dampak sosial dan ekonomi untuk mengambil langkah penanganan. Saya imbau semua menahan diri di rumah. Bukan kita takut, tetapi ini virus cepat menular. Apabila kita terus melakukan sosial distance, maka kita akan selamat,” imbuhnya.
Langkah penyelamatan awal, menurut Viktor, adalah mampu mengisolasi diri secara mandiri. Ia mengimbau seluruh warga NTT tunduk pada protokol yang telah ditetapkan agar terhindar dari ancaman Virus Corona Covid-19.
Datangkan Dokter Ahli
Selain menggelontorkan dana 60 miliar, Pemprov NTT juga akan mendatangkan dokter ahli yang secara khusus akan menangani jika ada pasien diduga terinfeksi Corona.
Viktor menuturkan, pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur merencanakan akan mencarter maskapai Trans Nusa, untuk memperlancar tugas empat dokter ahli yang telah disiapkan dalam menangani pasien Covid-19.
Baca juga: Tangani Covid-19, Ridwan Kamil Adopsi Sistem Korea Selatan
“Kita akan mobile khusus dokter ahli agar punya pesawat sendiri. Mereka tidak boleh bercampur dengan siapapun, agar pelayanan terhadap pasien berjalan lancar,” katanya, Rabu (25/3).
Cara lain yang dilakukan Viktor adalah meminimalisir pengumpulan massa. Ini penting mengingat pandemi Corona bersamaan dengan rencana pilkada serentak. Ada sembilan kabupaten di Nusa Tenggara Timur akan melaksanakan Pilkada serentak pada 23 September 2020.
Kesembilan kabupaten tersebut adalah, Belu, Malaka, Timor Tengah Utara, Sabu Raijua, Manggarai Barat, Manggarai, Ngada, Sumba Timur dan kabupaten Sumba Barat.
Sejauh ini belum ada keputusan penundaan pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 di tengah Pandemi Corona atau Covid-19. Gubernur Viktor meminta stakeholder terkait agar melarang semua pasangan calon, mengumpulkan banyak orang untuk melakukan kampanye.
“Kita sedang berupaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, sehingga semua pihak saya minta untuk tunduk pada protokol yang telah dikeluarkan pemerintah, bila perlu jangan ada kampanye. Sosialisasi dari rumah ke rumah dan langsung pilih,” tegas Viktor.*