Dawainusa.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akhirnya memberikan klarifikasi terkait viralnya informasi seputar tsunami di Bali.
Viralnya kabar terkait dengan tsunami di Bali diketahui beredar di TikTok.
Dilansir dari RRI.co.id, Kamis (29/4/2021), menanggapi viralnya kabar tersebut, BMKG akhirnya angkat bicara.
Baca juga: PKS Silaturahmi ke PKB, Bicara Sinergi Keumatan
Tanggapan BMKG soal Tsunami di Bali
Diketahui di media sosial TikTok, video yang isinya menyebutkan soal tsunami di Bali ramai diperbincangkan warganet.
“Tsunami PD-3.1 Tanggal 26-04-2021 jam 09.20 WIB berdasarkan pengamatan muka air laut, tsunami telah terdeteksi lokasi di Benoa 8.77 dan 115.22 waktu 09.18 WIB dengan ketinggian 7 meter. Tsunami dan sekitaran Badung Pantai Kuta dan Kuta Selatan status Awas agar semua masyarakat dievakuasi secara menyeluruh. Informasi dari BMKG,” demikian ujar petugas berseragam BPBD tersebut, seperti yang diunggah @YogaPramana.
Hingga Kamis (29/4/2021) siang, unggahan itu telah disukai lebih dari 4.727 pengguna, dikomentari ratusan warganet dan dibagikan lebih dari 874 kali.
maaf ya belum jelas kebenaran nya ,,,bagi yang tau apa benar??#fyp2021 #fyp
Beragam komentar muncul menanggapi unggahan video itu, beberapa pun merasa khawatir terkait adanya kabar tersebut.
Setelah beredarnya video tersebut, pihak BMKG pun akhirnya memberikan penjelasan maksud dari video yang beredar viral di media sosial itu.
Baca juga: Kapolri Tawarkan Anak Prajurit Korban KRI Nanggala 402 Jadi Polisi
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, video yang beredar itu merupakan video simulasi saat peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana.
“Ini simulasi tsunami dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana yang diperingati 26 April,” ujar Daryono seperti dikutip Kompas, Kamis (29/4/2021).
Lebih lanjut Ia mengatakan, video itu merupakan bagian acara simulasi tsunami yang diadakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali pada 26 April 2021.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Bali, Made Rentin mengatakan, kegiatan simulasi tsunami yang dilakukan adalah bagian dari pengujian kepada jajaran anggota UPTD Pusdalops dan BPBD Bali terkait SOP gempa bumi dan tsunami.
“SOP yang telah ada untuk dijadikan masukan dalam pembaruan SOP, dan sebagai salah satu sumber masukan dalam penyusunan draft dokumen legal SOP yang diujikan di masing-masing pemangku kepentingan,” ujar Made Rentin.*